Resume Jurnal: Peran penyuluh pertanian lapangan dengan tingkat perkembangan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo

Nama               : Rosa Ophelia Boru Tambunan
NIM                : 17/414746/PN/15327
Golongan        : A4
Kelompok       : III
Presensi           : 31

Kontribusi Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan Pertanian

            Pemberdayaan petani sebagai upaya peningkatan kemampuan petani untuk melakukan usaha tani yang lebih baik melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, serta penguatan kelembagaan petani. Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga dari, oleh, dan untuk petani untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Kegiatan penyuluhan pertanian menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Penyuluh pertanian termasuk dalam kelembagaan pertanian.
            Kelembagaan pertanian merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai salah satu jenis kelembagaan pertanian mempengaruhi kesejahteraan para petani. Apabila para petani dapat menerapkan ilmu yang dibagikan oleh PPL dipadukan dengan pengalaman para petani, pastilah kinerja para petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani menjadi semakin baik. Pembangunan pertanian yang semakin berkembang nantinya menjadi salah satu faktor yang dapat memajukan perekonomian Indonesia.
            Penyuluhan pertanian sesuai Permentan No. 82 Tahun 2013 pada dasarnya dilakukan untuk mengarahkan kelompok tani pada penguatan kelompok tani agar menjadi kelompok tani yang kuat dan mandiri, peningkatan kemampuan setiap anggota kelompok tani dalam pengembangan agribisnis, dan peningkatan kemampuan kelompok tani dalam menjalani fungsinya. Kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo menjadi pilihan untuk ditelusuri lebih dalam terkait pengaruh PPL terhadap perkembangan kelompok tani. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki produktivitas padi sawah tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.
            Hadirnya PPL masih sangat dibutuhkan mengingat keterbatasan wawasan para petani. Para petani masih memiliki prinsip berdasarkan pengalaman pribadinya. Faktanya, pengalaman pun juga sangat dibutuhkan, tetapi harus dipadukan dengan wawasan yang luas agar proses pertanian berjalan dengan efektif dan efisien. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia dalam konteks ini adalah para petani bisa dilakukan melalui adanya penyuluhan pertanian. Dengan wawasan yang lebih luas, para petani nantinya bisa lebih mandiri dalam mengembangkan usahataninya.
            Menurut responden (para petani) di Kabupaten Sukoharjo, didapatkan peranan penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai motivator dan mediator tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, PPL dinilai dapat memberi motivasi kepada para petani dalam mengembangkan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo serta menjadi perantara antara penyedia sarana produksi padi (saprodi) dengan petani ataupun stakeholders lainnya. Namun, peranan PPL sebagai fasilitator dan konsultan terbilang rendah. Berdasarkan hasil tersebut, PPL dinilai kurang mampu dalam melaksanakan peranannya sebagai fasilitator (penyedia fasilitas) baik dalam pemaparan materi maupun bantuan lainnya serta belum menjadi konsultan pertanian yang baik.
            Peranan PPL secara keseluruhan dianggap masih rendah hingga sangat rendah. Hal tersebut mengartikan bahwa kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo belum maksimal dan perlu ditingkatkan lagi. Selanjutnya, didapatkan skor perkembangan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo melalui responden. Tingkat kemandirian dan kemampuan anggota dalam mengembangkan agribisnis termasuk tinggi, namun kemampuan kelompok untuk melaksanakan fungsinya dinilai rendah. Hal tersebut mengartikan bahwa setiap petani sudah bisa mengembangkan usahataninya masing-masing dan berpotensi untuk mengembangkan agribisnis saat ini hingga masa mendatang. Namun, kemampuan kelompok untuk melaksanakan fungsinya terbilang rendah dikarenakan para petani kurang berinisiatif untuk mengadakan pertemuan-pertemuan guna menambah wawasan dan melatih kerja sama.
            Setelah mendapat penilaian terhadap PPL dan petani/kelompok tani, peneliti mencoba mencari hubungan antara peranan PPL dan tingkat perkembangan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo. Hasilnya menyatakan bahwa hubungan peranan PPL sebagai motivator, fasilitator, konsultan, ataupun mediator tidak signifikan terhadap kemandirian kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut mengartikan bahwa sebesar apapun usaha PPL untuk menggerakkan kelompok tani akan menjadi sia-sia apabila kelompok tani tersebut tidak memiliki kesadaran penuh untuk maju.
            Hubungan peranan PPL sebagai motivator, fasilitator, dan konsultan signifikan terhadap kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis dan kemampuan kelompok dalam melaksanakan fungsinya. Hal ini mengartikan bahwa PPL sudah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk memotivasi para petani, menjadi sarana berbagi ilmu, dan menjadi problem solver. Namun, hubungan peranan PPL sebagai mediator tidak signifikan terhadap kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis dan kemampuan kelompok dalam melaksanakan fungsinya. Artinya, penyuluh pertanian belum melaksanakan tugasnya dengan optimal dikarenakan banyak faktor lain yang dapat mendukung proses pertanian selain PPL.
            Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peranan PPL sebagai motivator, fasilitator, dan konsultan terhadap perkembangan kelompok tani. Namun, hubungan antara peranan PPL sebagai mediator tidak signifikan terhadap perkembangan kelompok tani. Penyuluh pertanian memiliki peranan penting bagi kemajuan kelompok tani. Namun, peranan PPL sebagai mediator dirasa kurang efektif dan cocok dengan kebutuhan petani karena ternyata banyak faktor pendukung lain yang mempengaruhi kinerja petani ataupun kelompok tani. Selain itu, PPL perlu meningkatkan kinerjanya agar produktivitas padi sawah dapat terus mengalami peningkatan melalui pelatihan dan pembelajaran dari para penyuluh pertanian kepada kelompok tani.

Referensi:
Saputri, R. S., Anantanyu, S., dan Wijianto, A. 2016. Peran penyuluh pertanian lapangan dengan tingkat perkembangan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo. Agrista. 4(3): 341-352.




Komentar

  1. Nama : Naufal Primaditya Adriansyah
    NIM : 17/414741/PN/15322

    Nilai Penyuluhan

    1. Adanya ide :
    Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berperan membantu kelompok tani untuk memajukan usaha tani. Hadirnya PPL dibutuhkan untuk meningkatkan wawasan petani yang masih terbatas. Saat ini, kondisi PPL masih belum maksimal dalam mendorong petani namun PPL tetap dibutuhkan terutama sebagai mediator kelompok tani dalam hal penyampaian informasi.

    2. Adanya sasaran :
    Sasaran yakni petani yang terlibat langsung dengan Penyuluh Petani Lapangan (PPL) dan PPL itu sendiri yang belum maksimal dalam mendorong petani namun perannya dalam menyampaikan informasi sangat dibutuhkan petani.

    3. Adanya manfaat :
    Penyuluh Petani Lapangan berperan sebagai pendorong petani terutama dalam peran motivator, fasilitator, dan konsultan terhadap kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis dan kemampuan kelompok dalam melaksanakan fungsinya. PPL juga berperan sebagai mediator terutama dalam penyampaian informasi untuk perkembangan petani.

    4. Adanya nilai pendidikan :
    Masih belum adanya kesempurnaan dalam proses penyuluhan pertanian dimana tingkat kemandirian dan kemampuan anggota dalam mengembangkan pertanian sudah cukup tinggi, namun kemampuan kelompok belum maksimal. Hal tersebut mengartikan bahwa setiap petani sudah bisa mengembangkan usahataninya masing-masing namun masih membutuhkan peranan penyuluh pertanian.

    Nilai Berita :

    Proximity : Hubungan antara petani dengan PPL yang dianggap belum maksimal dalam perannya sebagai fasilitator maupun konsultan.

    Importance : Peran PPL yang sangat dibutuhkan petani dalam mengembangkan usaha tani milik petani.

    Conflict : PPL dan petani yang dianggap kurang dekat dalam menjalin hubungan sehingga proses penyuluhan dan penerimaan informasi kurang maksimal.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat peraga poster Hidroponik

ALAT PERAGA "FOLDER" KELOMPOK 1

FOLDER SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO (Kelompok 2)