Teddy Fahru 17/412774/PN/15096 STRATEGI PERCEPATAN ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI PERTANIAN MENDUKUNG PRIMA TANI
Artikel Penyuluhan Komunikasi Pertanian
Teddy Fahru R.
17/412774/PN/15096
STRATEGI
PERCEPATAN ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI PERTANIAN MENDUKUNG PRIMA TANI
Keberadaan Badan
Litbang Pertanian selama 30 tahun telah cukup berhasil dalam pengadaan inovasi
pertanian. Beberapa inovasi (teknologi, kelembagaan dan kebijakan) telah
digunakan secara luas dan terbukti menjadi pemicu utama pertumbuhan dan
perkembangan usaha dan sistem agribisnis. Salah satu bukti empiris, ialah
Revolusi Hijau. Pada tataran normatif, indikator keberhasilan Badan Litbang
Pertanian dalam mengemban misi institusionalnya adalah telah dimanfaatkannya
inovasi tepat guna secara luas oleh masyarakat dan berdampak besar dalam
mewujudkan tujuan pembangunan pertanian nasional. Hal tersebut dapat terwujud
apabila sistem inovasi nasional, dari hulu sampai hilir berjalan dengan baik.
Untuk merajut simpul antara subsistem rantai pasok pengadaan inovasi
(generating subsystem) dengan subsistem penyampaian (delivery subsystem) dan
subsistem penerimaan (receiving subsytem) inovasi pertanian nasional, maka
Badan Litbang Pertanian akan melaksanakan Program Rintisan dan Akselerasi
Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI).
Dalam PRIMA TANI
terkandung pesan yang kuat tentang usaha mempercepat dan memperluas proses
adopsi dan difusi inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian kepada masyarakat
secara luas. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemikiran tentang strategi
untuk mempercepat proses adopsi dan difusi inovasi pertanian kepada masyarakat
pengguna dalam kegiatan PRIMA TANI.
STRATEGI I: MEMILIH INOVASI TEPAT GUNA
inovasi mempunyai tiga komponen, yaitu (a) ide atau gagasan, (b) metode atau praktek, dan (c) produk (barang dan jasa). Untuk dapat disebut inovasi, ketiga komponen tersebut harus mempunyai sifat “baru”. Sifat “baru” tersebut tidak selalu berasal dari hasil penelitian mutakhir. Hasil penelitian yang telah lalu pun dapat disebut inovasi, apabila diintroduksikan kepada masyarakat tani yang belum pernah mengenal sebelumnya. Jadi, sifat “baru” pada suatu inovasi harus dilihat dari sudut pandang masyarakat tani (calon adopter), bukan kapan inovasi tersebut dihasilkan. Untuk itu, inovasi yang ditawarkan ke petani harus inovasi yang tepat guna. Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kritera sebagai berikut:
inovasi mempunyai tiga komponen, yaitu (a) ide atau gagasan, (b) metode atau praktek, dan (c) produk (barang dan jasa). Untuk dapat disebut inovasi, ketiga komponen tersebut harus mempunyai sifat “baru”. Sifat “baru” tersebut tidak selalu berasal dari hasil penelitian mutakhir. Hasil penelitian yang telah lalu pun dapat disebut inovasi, apabila diintroduksikan kepada masyarakat tani yang belum pernah mengenal sebelumnya. Jadi, sifat “baru” pada suatu inovasi harus dilihat dari sudut pandang masyarakat tani (calon adopter), bukan kapan inovasi tersebut dihasilkan. Untuk itu, inovasi yang ditawarkan ke petani harus inovasi yang tepat guna. Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kritera sebagai berikut:
1. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh petani kebanyakan.
2. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus memberi keuntungan secara konkrit bagi petani.
3. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus mempunyai kompatibilitas/keselarasan.
4. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus dapat mengatasi faktor-faktor pembatas.
5. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus mendayagunakan sumberdaya yang sudah ada.
6. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus terjangkau oleh kemampuan finansial petani.
7. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus sederhana tidak rumit dan mudah dicoba.
8. Inovasi
dalam PRIMA TANI harus mudah untuk diamati.
STRATEGI II: MEMILIH METODE PENYULUHAN
YANG EFEKTIF
Faktor lain yang mempengaruhi percepatan adopsi dan difusi inovasi adalah tepat tidaknya dalam menggunakan metode penyuluhan. Penggunaan metode yang efektif akan mempermudah untuk dipahami oleh petani. Sering sebagian orang menyamakan istilah komunikasi pertanian dengan penyuluhan pertanian, padahal keduaya berbeda satu sama lain. Untuk lebih menjamin keberhasilan dalam diseminasi inovasi ke petani, maka penggunaan metode penyuluhan kelompok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Faktor lain yang mempengaruhi percepatan adopsi dan difusi inovasi adalah tepat tidaknya dalam menggunakan metode penyuluhan. Penggunaan metode yang efektif akan mempermudah untuk dipahami oleh petani. Sering sebagian orang menyamakan istilah komunikasi pertanian dengan penyuluhan pertanian, padahal keduaya berbeda satu sama lain. Untuk lebih menjamin keberhasilan dalam diseminasi inovasi ke petani, maka penggunaan metode penyuluhan kelompok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Menggunakan
bahasa yang paling mudah dimengerti oleh petani
2. Penyampaian
harus praktis, tidak bertele-tele agar mudah dipahami
3. Menggunakan alat bantu yang tepat sehingga diperoleh
ilustrasi yang lengkap
4. Harus
diperbanyak peragaan/demontrasi/percontohan/pembuktian tekno-logi untuk
meyakinkan petani.
meyakinkan petani.
STRATEGI III: MEMBERDAYAKAN AGEN
PENYULUHAN SECARA OPTIMAL
Petugas penyuluhan mempunyai korelasi yang sangat kuat
terhadap keberhasilan suatu program. Menurut Mundy (2000), kecepatan adopsi
suatu inovasi tergantung pada beberapa hal, yaitu sifat inovasi, sifat adopter,
dan perilaku pengantar perubahan (peneliti atau penyuluh). Agen penyuluhan
merupakan individu atau institusi yang mempunyai tugas pokok memberikan
pendidikan informal kepada petani dan keluarganya tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan usahatani dengan maksud agar mereka mampu, sanggup, dan
berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya atau bila
memungkinkan mampun meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekelilingnya. Dalam konteks PRIMA TANI, agen penyuluh dapat
berasal dari petani (petani penyuluh), dan penyuluh profesional (penyuluh
dinas), sedangkan peneliti/pengkaji berperan sebagai pendukung. Jika kebutuhan
penyuluh dipenuhi, diharapkan akan tumbuh motivasi yang kuat untuk meningkatkan
kinerja ke arah yang lebih baik. Jika hal terwujud, maka pemberdayaan terhadap
petugas penyuluh telah berjalan dengan baik.
Keberhasilan adopsi dan difusi
inovasi tidak hanya dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Ada faktor lain yang
secara signifikan ikut berpengaruh dan relatif lebih sulit untuk dilakukan
intervensi, yaitu (a) faktor lingkungan perekonomian (jaminan pemasaran, harga
produk, harga input, biaya transportasi, dan lain-lain), dan (b) faktor
internal petani seperti umur, pendidikan, sikap terhadap risiko, sikap terhadap
perubahan, pola hubungan petani dengan lingkungannya, motivasi berkarya, diagtotisme,
dan karakteristik psikologi.
Amalia Indah Alliza
BalasHapus17/411339/PN/15070
saya ingin memberi komentar terhadap artikel ini mengenai nilai penyuluhan dan nilai berita penyuluhan yang terdapat dalam artikel ini.
Nilai penyuluhan :
1.Sumber Teknologi / ide
Pada artikel ini terdapat sumber teknologi / ide yang dikemukakan yakni adanya program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Pertanian (PRIMA TANI).
2.Sasaran
Pada tulisan ini sasaran yang dituju yakni sasaran tidak langsung yakni kepada tim penyuluh yang mendukung program adopsi dan difusi inovasi PRIMA TANI
3.Manfaat
Tulisan ini dapat bermanfaat bagi penyuluh mengenai metode apa saja dan strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung program-program penyuluhan kepada petani oleh BALITBANG
4.Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan yang terdapat pada tulisan ini yakni kriteria inovasi-inovasi tepat guna yang dapat ditawarkan kepada petani
Nilai Berita
1.Timelines : tulisan yang disampaikan bersifat baru karna di posting pada tanggal 10 Sepetember 2018 dan mengangkat inovasi dalam bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian
2.Proximity : tulisan yang disampaikan sangat dekat kaitannya dengan petani dan penyuluh yakni bagaimana strategi dan metode yang dapat digunakan untuk menerapkan inovasi tepat guna
3.Prominence : tulisan ini menyangkut ide yang digagas oleh BALITBANG untuk petani, sehingga cukup menarik untuk dibaca
4.Policy : tulisan ini masih selaras dengan kebijakkan yang digagas oleh BALITBANG untuk memenuhi kebutuhan petani
5.Importance : tulisan ini mengandung informasi yang penting khususnya bagi penyuluh,petani hingga peneliti