Review Jurnal Pemenuhan Kebutuhan Informasi melalui Cyber Extension


Nama   : Muhammad Ikhsan Ramadhan S.
NIM    : 17/412887/PN/15209
Gol      : A4

Judul Jurnal :Strategi pemenuhan kebutuhan informasi pertanian melalui pemanfaatan cyber extension di Provinsi Lampung
Judul               : Jurnal Sosiohumaniora
Volume           : Vol. 19 No. 1
Tahun             : 2017
Penulis           : D.T. Gultom, Sumardjo, S. Sarwoprasojo, dan Pudji Mulyono
Reviewer       : Muhammad Ikhsan R.S.
Tanggal         : 1 Maret 2017

I.     Pendahuluan
Sektor pertanian merupakan salah satu pilar utama bagi pertumbuhan ekonomi di daerah Lampung. Kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Bruto Daerah (PDBD) tahun 2013 di Provinsi Lampung sebesar 36,87% dan sumbangan terbesar berasal dari sub sektor tanaman pangan dan hortikultura (BPS Provinsi Lampung, 2013). Permasalahan umum hortikultura di Provinsi Lampung adalah menurunnya produksi dari beberapa komoditas sayuran. Rendahnya produktivitas ini dikarenakan kurang meratanya diseminasi informasi teknologi pertanian dan rendahnya perilaku petani dalam memanfaatkan inovasi pertanian (Utomo dkk., 2015).
Strategi penyebaran informasi yang tepat dapat meningkatkan kemampuan petani dalam mencari informasi dan perubahan perilaku penyebaran informasi. Selain itu, studi pemenuhan kebutuhan informasi pertanian yang ada masih didominasi oleh pengkajian sumber informasi  secara parsial (Krishnarini, 2011). Pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan informasi yang didapat dari media dijelaskan dengan Teori Uses and Gratification yaitu teori yang mengatakan seseorang aktif memilih dan menggunakan media tertentu untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Yusuf, 2009).
Agar komunikasi menjadi efektif, media harus dipertimbangkan dengan baik. Perilaku komunikasi timbul karena adanya dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan tindakan melalui interaksi dengan lingkungan yang sesuai dengan keinginannya (Lionberger dan Gwin, 1982). Penggunaan internet dapat mempengaruhi pembentukan citra seseorang (Prasetya, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani dalam memanfaatkan suatu inovasi teknologi adalah karakteristik individu (Yegane et al., 2011). Masalah pencarian informasi pertanian di pedesaan antara lain adalah adanya kendala dengan kualitas SDM yang ada, alih fungsi perangkat, dan infrastruktur yang rusak serta sepi pengguna.

II.      Metode
Metode penelitian ini menggunakan penelitan kombinasi (mixed methods Sequential Explanatory Design) yaitu desain penelitian yang lebih memberi bobot tinggi terhadap penggunaan metode kuantitatif (Sugiyono, 2013). Pengumpulan data dengan metode survey yang dilakukan di 16 desa di Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Pemilihan kedua kabupaten ini memang sengaja dilakukan karena keduanya merupakan sentra produksi hortikultura, memiliki luas panen terbesar, dan telah mendaoatkan alat pengolahan data cyber extension dari Pusat Penyuluhan Kementrian Pertanian RI pada tahun 2010-2011. Penelitian dilakukan pada Oktober 2014 hingga Januari 2015. Populasi yang diambil sebagai sampel berjulah 180 orang petani serta telah memenuhi persyaratan minimal uji statistik SEM.
Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari petani secara langsung meliputi wawancara menggunakan kuisioner, indepthinterview, FGD, dan observasi. Data sekunder dikumpulkan dengan cara dokumentasi informasi. Analisis data yang digunakan dilakukan secara deskriptif dan inferensial dengan uji SEM. Analisis terhadap model dilakukan dengan alat analisis LISREL 8.80.

III.   Hasil dan Pembahasan
a.    Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Komunikasi Petani dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pertanian
Dari uji nilai t dengan tarah nyata 5% (nilai t tabel=1,97) didapat nilai t hitung dari peubah Karakteristik Individu (3,29), Lingkungan Pendukung (2,01), Potensi Cyber Extension (8,12), dan Potensi Sumber Informasi Konvensional (6,21), menunjukkan adanya pengaruh nyata positif dari keempat peubah tersebut terhadap perilaku komunikasi petani. Ini berarti pemenuhan kebutuhan informasi pertanian masih didominasi oleh informasi dari sumber informasi konvensional. Intensitas dan kualitas petani dalam menggunakan media komunikasi mempengaruhi pencapaian pemenuhan kebutuhan informasi, ini berarti semakin tinggi perilaku komunikasi petani terhadap sumber informasi berbasis TIK dan konvensional semakin besar pula pemenuhan kebutuhan informasi. Maka dari itu, penggunaan sumber informasi cyber extension dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan sumber informasi konvensional.
b.   Strategi Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pertanian
Strategi pemenuhan kebutuhan informasi pertanian berdasarkan model struktural yang dapat dilakukan adalah melalui penguatan semua aspek perilaku informasi dengan terlebih dahulu menguatkan aspek-aspek potensi cyber extension, potensi sumber informasi konvensional, karakteristik individu, dan faktor lingkungan.

IV.   Kesimpulan
Perilaku komunikasi petani hortikultura di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat secara positif dipengaruhi oleh karakteristik individu, faktor lingkungan pendukung, potensi cyber extension, dan potensi sumber informasi konvensional. Pemenuhan kebutuhan informasi pertanian ini juga dipengaruhi oleh perilaku komunikasi para petani dalam menggunakan sumber informasi berbasis TIK dan sumber informasi konvensional diikuti strategi menguatkan semua aspek perilaku informasi dengan mendahulukan penguatan aspek-aspek potensi cyber extension, potensi sumber informasi konvensional, karakteristik individu, dan faktor lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA
Gultom, D.T., Sumardjo, S. Sarwoprasojo, dan P. Mulyono . (2017) . Strategi pemenuhan kebutuhan informasi pertanian melalui pemanfaatan cyber extension di Provinsi Lampung . Jurnal Sosiohumaniora . 19 (1): 64-69

Komentar

  1. HASNI AGHNIA UMROTI
    17/412883/PN/15205

    timelines: artikel di atas bukanlah wacana baru tetapi artikel tersebut juga tidak basi karena menyangkutpautkan dengan teknologi cyber yang selalu berkembang
    proximity: artikel tersebut dekat dengan petani karena dapat memudahkan proses penyaluran informasi mengenai pertanian kepada petani
    importance: artikel tersebut penting karena dapat mengefisienkan penyaluran informasi pertanian kepada petani
    consequence: artikel tersebut dapat membawa dampak yang baik terhadap petani karena dapat lebih membuka wawasan petani mengenai cyber extension
    development: artikel ini berisi cyber extension yang dapat mensukseskan pembangunan pertanian.

    BalasHapus
  2. HASNI AGHNIA UMROTI
    17/412883/PN/15205

    Nilai berita:
    1. timelines: artikel di atas bukanlah wacana baru tetapi artikel tersebut juga tidak basi karena menyangkutpautkan dengan teknologi cyber yang selalu berkembang
    2. proximity: artikel tersebut dekat dengan petani karena dapat memudahkan proses penyaluran informasi mengenai pertanian kepada petani
    3. importance: artikel tersebut penting karena dapat mengefisienkan penyaluran informasi pertanian kepada petani
    4. consequence: artikel tersebut dapat membawa dampak yang baik terhadap petani karena dapat lebih membuka wawasan petani mengenai cyber extension
    5. development: artikel ini berisi cyber extension yang dapat mensukseskan pembangunan pertanian.

    Nilai penyuluhan:
    1. sumber teknologi atau ide dari artikel di atas yaitu cyber extension
    2. sasaran dari artikel ini yaitu sasaran langsung yang ditujukan kepada petani
    3. manfaat dari artikel tersebut yaitu dapat memudahkan petani dalam mendapatkan informasi pertanian
    4. nilai pendidikan dari artikel di atas yaitu dapat mengembangkan teknologi cyber extension

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat peraga poster Hidroponik

ALAT PERAGA "FOLDER" KELOMPOK 1

FOLDER SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO (Kelompok 2)