Nama : Yerman Aprilyanus Hia
NIM : 17/412871/PN/15193
Judul : HUBUNGAN KARAKTERISTIK, MOTIVASI
DAN KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PENYULUH PERTANIAN DI KOTA BENGKULU
Jurnal : AGRISEP
Volume & Halaman : Vol. 13, Hal.
69-84
Tahun : 2013
Review : Yerman Aprilyanus Hia
Penulis : M. Ali Hanafiah, Witman
Rasyid, Agus Purwoko
Pendahuluan
Terdapat tiga tujuan
utama dalam penyuluhan yakni bertani lebih baik (better farming), berusaha tani
lebih baik (better business) dan mencapai kehidupan yang lebih baik (better
living). Dalam rangka mencapai tujuan utama penyuluhan tersebut dibutuhkan
penyuluh dengan kinerja baik, yang tercermin dari produktivitas kerjanya yang
tinggi. Faktor internal adalah kompetensi, motivasi, kemandirian dan
karakteristik penyuluh. Karakteristik atau ciri individu merupakan sifat-sifat
atau atribut yang melekat pada individu yang berhubungan dengan aspek kehidupan
seperti umur, jenis kelamin, status sosial, agama dan lain-lain. Kompetensi
seorang penyuluh pertanian diawali dengan memahami dan menguasai tugas pokoknya.
Penguasaan terhadap tugas pokok merupakan hal yang mutlak bagi seorang penyuluh
karena akan mempengaruhi kinerjanya. Lebih lanjut, dari beberapa penelitian
terdahulu dinyatakan bahwa kinerja penyuluh relatif rendah.
Metode
Penelitian
Penelitian ini dirancang berbentuk
survei dengan penjelasan (eksplanatory research), yaitu menjelaskan pengaruh
dan hubungan antara peubah-peubah penelitian, dan penentuan lokasi penelitian
dipilih secara sengaja yaitu di Kota bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Hasil
dan pembahasan
Distribusi Penyuluh Menurut
Karakteristik
Mayoritas pendidikan penyuluh di Kota
Bengkulu adalah sarjana dan penyuluh mengikuti pelatihan dengan frekuensi yang
rendah, karena kegiatan pelatihan yang dilaksanakan baik oleh pemda maupun
pemerintah. Penyuluh Kota Bengkulu didominasi oleh penyuluh senior yang
rata-rata pindahan dari kabupaten dalam Provinsi Bengkulu, dan pengangkatan
penyuluh baru di Kota Bengkulu baru dimulai pada tahun 2009.Seiring dengan berkembangnya
zaman, di Kota Bengkulu mengalami penyusutan lahan pertanian yang tidak dapat
dihindari sehingga jumlah kelompok tani binaan pun sedikit dan didominasi kelompok pengolahan hasil pertanian.
Distribusi Penyuluh berdasarkan
Tingkat Motivasi
Dalam hal ini mayoritas
penyuluh memiliki sifat untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan
tugasnya. Pengakuan dan penghargaan yang tinggi diperoleh penyuluh rata-rata
dari masyarakat dan petani binaannya, sedangkan institusi sendiri rata-rata
penyuluuh menjawab netral atau biasa saja. Penyuluh-penyuluh baru lebih optimis
dibandingkan penyuluh senior yang pesimis sehingga gaji/imbalan sesuai dengan kinerja
mereka masing-masing.
Distribusi Penyuluh berdasarkan
Tingkat Kompetensi
Setiap penyuluh diharuskan untuk
melaksanakan persiapan penyuluhan. Penyusunan programa dan rencana kerja
tahunan merupakan syarat pencairan biaya operasional penyuluh, sehingga
penyuluh terbiasa dan terlatih melaksanakan persiapan penyuluhan.
Distribusi Penyuluh berdasarkan
Produktivitas Kerja
Penyuluhan
pertanian yang dilakukan penyuluh di Kota bengkulu memiliki model kunjungan
yaitu tatap muka dengan kelompok tani. Kegiatan tatap muka dilakukan sebanyak
6-10 kali setiap bulan. Metode penyuluhan yang dominan dilaksanakan oleh
penyuluh di Kota Bengkulu adalah ceramah, diskusi, dan anjangsana. Namun
beberapa penyuluh menggunakan media penyuluhan untuk meningkatkan efektifitas
penyuluhan.
Hubungan antara Aspek-Aspek
Karakteristik penyuluh dan Produktivitas Kerja Penyuluh
Tidak tampaknya korelasi nyata
antara pendidikan formal dengan produktivitas kerja penyuluh diduga disebabkan
oleh kualifikasi pendidikan untuk penyuluh baru merupakan pendidikan teknis
pertanian. Korelasi yang baik ditunjukan
antara masa kerja penyuluh, pelatihan, Luas lahan dengan semua aspek
produktivitas dikarenakan metode penyuluhan, frekuensi kunjungan, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan petani.
Hubungan antara Aspek-Aspek
Motivasi Penyuluh dan Produktivitas Kerja Penyuluh
Aspek-aspek motivasi yaitu
pengakuan/penghargaan dan gaji/imbalan berkorelasi nyata dengan produktivitas
kerja penyuluh pertanian. Pengakuan/Penghargaan dan produktivitas kerja
menunjukan korelasi positif dan nyata dikarenakan penyuluh merasa keberadaannya
berharga bagi petani-petani di wilayah kerjanya cenderung meningkatkan
kemampuan dan kreatifitasnya dalam bekerja.
Hubungan antara Aspek-aspek
Kompetensi terhadap Produktivitas Kerja Penyuluh
Aspek-aspek
kompetensi penyuluh yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan komunikasi
berkorelasi positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja penyuluh
pertanian. Sementara pengembangan profesi justru berkorelasi negatif dan tidak nyata
dengan produktivitas kerja penyuluh. Kompetensi persiapan penyuluhan
berkorelasi positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja penyuluh
terutama pada aspek frekuensi kunjungan, dan materi penyuluhan. Penyuluh
pertanian yang kompeten dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan akan mampu
mengetahui kelemahan-kelemahan dalam proses pelaksanaan tugas yang telah
dilaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini adalah:
Penyuluh
pertanian Kota Bengkulu mayoritas memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
meskipun tidak semua penyuluh yang mengharapkan imbalan/gaji yang sepadan
terhadap hasil kerjanya. Penyuluh Pertanian Kota Bengkulu mayoritas memiliki
kompetensi tinggi pada komunikasi, persiapan dan pelaksanaan penyuluhan, namun
memiliki kompetensi evaluasi penyuluhan dan pengembangan profesi tingkat
sedang, namun memiliki produktivitas kerja penyuluh pertanian yang rendah. Kompetensi
yang berkorelasi nyata dan sangat nyata dengan produktivitas kerja adalah
persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan komunikasi penyuluhan.
Putri Purwandari Caecilia
BalasHapus17/412861/PN/15183
Nilai Penyuluhan :
1. Sumber teknologi atau ide yang terdapat dalam artikel ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kerja penyuluh pertanian dengan pendekatan-pendekatan tertentu. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengenal karakteristik, memotivasi dan peningkatan kompetensi penyuluh. Keberhasilan seorang penyuluh pertanian sendiri dapat dilihat dari 3 parameter yaitu petani mencapai tujuan utama dalam penyuluhan yakni better farming, better business dan better living.
2. Sasaran artikel ini adalah untuk penyuluh pertanian. Artikel ini nemiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian sendiri dan kompetensi seorang penyuluh diawali dengan memahami dan menguasai tugas pokoknya.
3. Manfaat artikel ini adalah meningkatkan kinerja dan produktivitas penyuluh pertanian sehingga kompetensi penyuluh meningkat. Apabila kinerja penyuluh optimal maka penyuluh dapat memberikan informasi dengan baik kepada petani dan tujuan penyuluhan tercapai.
Nilai berita :
1. Proximity : tulisan di artikel bersifat dekat di penyuluh dan petani karena ingin meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendekatan kepada penyuluh agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh dengan baik.
2. Importance : mengandung informasi penting bagi penyuluh pertanian bahwa kinerja mereka dapat lebih optimal dengan memperhatikan pendekatan-pendekatan tertentu pada petani.
3. Development : artikel berisi tentang keberhasilan penyuluh di kota bengkulu dalam menerapkan aspek-aspek komunikasi dan pendekatan-pendekatan tertentu. Penyuluh dikota ini memiliki motivasi berprestasi dan kompetensi pada komunikasi yang tinggi meskipun produktivitas kerja penyuluh tergolong rendah